Minggu, 14 September 2014

RIWAYAT HIDUP SKRIPSI

RIWAYAT HIDUP
   
            HASBULOH, dilahirkan di   Ciamis pada tanggal 11- Juni -1981.  Penulis merupakan  anak ke  ketiga  dari  pasangan   Bapak Jawahir dan  Ibu  Umi  Hafsah,  yang  ber alamat di Dusun Karangsari RT : 05 RW : 01 Desa Cikaso Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis.
Penulis menempuh Pendidikan Dasar di MI Pasirlingga di Desa Cikaso Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis. Penulis menamatkan pendidikan di MI  ini pada tahun 1993.
Selanjutnya pada tahun 1996, penulis menyelesaikan pendidikan lanjutan tingkat pertama di MTs Al – Alamin Desa Cikaso Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis.
Jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Atas penulis selesaikan di MA AL – Huda  Sukajadi yang sekarang menjadi MAN Sukajadi Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis pada tahun 1999.
Pada tahun 2006 Penulis menyelesaikan program pendidikan Diploma Dua  (D.II) pada Jurusan Guru Pendidikan Guru Madraah Ibtidaiyah / SD . Di STAI Putera Galuh Ciamis.

Kemudian pada tahun 2009, Penulis melanjutkan kuliah di STAI Putera Galuh Ciamis, mengambil jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah / SD. Pada Programa S -  I ( Sarjana Strata - 1 ).

SKRIPSI EFEKTIFITAS METODE SIMULASI BAB II

BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Kajian Teori
1. Pengertian Efetifitas
                  Efeketifitas berasal dari bahsa inggris : “ effectvebes “ berarti kefektifan, kemanjuran, kemujaraban ( Echols dkk, 1983 : 2007 ). Sesuatu yang efektif apabila ada efeknya ( pengaruh, akibatnya, kesanya ) ( Purwandarminta 1984 : 299 ). Dengan demikian dapat ditarikkesimpulan bahwa berarti suatu kegiatan atau pendayagunaan suatu alat dan proses yang mampu memberikan secara maksimal. Jadi efektivitas adalah sesuatu yang menunjukkan ketercapain sasaran / tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, efektivitas yang dimaksud dalam judul adalah segala kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan apakah ada pengaruhnya setelah dilakukan dengan sebelumnya, terutama dalam masalah pelaksanaan strategi True or False dan Card Sort.
2. Pengertian Metode Pengajaran
                  Metode berasal dari bahasa Yunani "Greek", yakni "Metha", berarti melalui , dan "Hadas" artinya cara, jalan, alat atau gaya. Dengan kata lain, metode artinya "jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu “ (   Muzayyin Arifin, 1987 : 78 )  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, susunan W.J.S. Poerwadarminta, bahwa "metode adalah cara yang teratur dan berpikir baik- baik untuk mencapai suatu maksud “.
            Sedangkan dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer pengertian metode adalah " cara kerja yang sistematis untuk mempermudah sesuatu kegiatan dalam mencapai maksudnya". Dalam metodologi pengajaran agama Islam pengertian metode adalah suatu cara "seni" dalam mengajar. Sedangkan secara terminologi atau istilah, bahwa "metode adalah rencana menyeluruh yang berhubungan dengan penyajian materi pelajaran secara teratur dan tidak saling bertentangan dan didasarkan atas approach". Selanjutnya ( Muzayyin Arifin 1987 : 79 ) mengatakan bahwa "metode adalah salah satu alat atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan".
            Dari beberapa pengertian tersebut di atas jelaslah bahwa metode merupakan alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, maka diperlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri. Perumusan tujuan yang sejelas-jelasnya merupakan persyaratan terpenting sebelum seorang guru menentukan dan memilih metode mengajar yang tepat.
            Untuk mencapai hasil yang diharapkan, hendaknya guru dalam menerapkan metode terlebih dahulu melihat situasi dan kondisi yang paling tepat untuk dapat diterapkannya suatu metode tertentu, agar dalam situasi dan kondisi tersebut dapat tercapai hasil proses pembelajaran dan membawa peserta didik ke arah yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Untuk itu dalam memilih metode yang baik guru harus memperhatikan tujuh hal di bawah ini:
a.         Sifat dari pelajaran.
b.     Alat-alat yang tersedia.

c.       Besar atau kecilnya kelas.
d.      Tempat dan lingkungan.
e.       Kesanggupan guru
f.       Banyak atau sedikitnya materi
g.       Tujuan mata pelajaran.
            Pengertian pengajaran itu sendiri dapat ditinjau dari segi bahasa dan istilah. Secara bahasa kata pengajaran adalah bentuk kata kejadian dari dasar ajar dengan mendapat konfiks pen-an yang berarti "barang apa yang dikatakan orang supaya diketahui dan dituruti" pengajaran berasal dari kata "ajar" di tambah awalan "pe" dan akhiran "an" sehingga menjadi kata "pengajaran" yang berarti proses penyajian atau bahan pelajaran yang disajikan. Sedangkan menurut Hasan Langgulung, dalam Nana Sudjana ( 1982 : 09 ) bahwa pengajaran adalah pemindahan pengutahuan dari seseorang yang mempunyai pengetahuan kepada orang lain yang belum mengetahui.
Dari pengertian di atas, terdapat unsur-unsur subtansial kegiatan pengajaran yang meliputi:
1.         Pengajaran adalah upaya pemindahan pengetahuan
2.                  Pemindahan pengetahuan dilakukan oleh seseorang yang mempunyai pengetahuan ( pengajar ) kepada orang lain yang belum mengetahui  ( pelajar ) melalui suatu proses belajar mengajar.
           
Proses pengajaran yang dilakukan mengacu pada tiga aspek, yaitu "  penguasaan sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu sesuai dengan isi proses belajar mengajar tersebut ".
                Jadi pengajaran secara bahasa yaitu hal apa yang dikatakan orang supaya diketahui. Sedangkan secara istilah para ahli pendidikan berbeda pendapat dalam memberikan definisi tentang pengajaran. Ada yang mengatakan bahwa pengertian antara pengajaran dan pendidikan itu sama, ada pula yang mengatakan bahwa antara pengajaran dan pendidikan itu berbeda.
            Menurut H. B. Hamdani ( 1987 : 05 ),” bahwa pendidikan dalam arti umum mencakup segala usaha dan perbuatan dari suatu generasi yang tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya serta keterampilannya ”.
                Kepada generasi muda untuk melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama dengan sebaik-baiknya. Dengan kata lain, pendidikan bertujuan agar menggunakan segala kemampuan yang ada padanya, baik fisik, intelektual, emosional, maupun psikomotornya untuk menghadapi tantangan hidup dan mengatasi kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan sepanjang perjalanan hidup.
                Dengan demikian pendidikan adalah : sebagai bimbingan terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak menuju kedewasaan. Adapun yang dimaksud dengan pengajaran adalah cara mengajar, jalan mengajar yakni memberikan pelajaran berupa pengetaahuan. Pengajaran yang diberikan secara sistematis dan metodis, mengajar adalah : membentuk menusia terpelajar.         Sedangkan pendidikan adalah : menanamkan laku dan perbuatan terus  menerus
 berulangkali terus menerus sehingga menjadi kebutuhan.
                Walaupun ada  perbedaan antara pengajaran dan pendidikan, pada hakikatnya pengajaran mempunyai persamaan dengan pendidikan, yakni pengajaran sesungguhnya juga menanamkan, membentuk kebiasaan yaitu kebiasaan berfikir menurut cara tertentu. Dari kebiasaan berfikir kemudian menjadi adat, adat membentuk sifat-sifat tertentu dalam berfikir, sifat ini merupakan tabiat rohaniah, karena merupakan sebagian dari kepribadian. Dilihat dari segi ini pengajaran adalah juga pendidikan, tetapi tidak dapat dikatakan pendidikan adalah pengajaran, sebab pendidikan lebih luas isinya dari pengajaran. Seperti sapi dan hewan, sapi adalah hewan, tetapi hewan bukanlah sapi saja. Berarti pengajaran saja. Jadi objek pengajaran adalah pikiran sedangkan sasaran pendidikan adalah perasaan.
                Dari uraian tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa metode pengajaran adalah suatu usaha atau cara yang dilakukan oleh guru (pendidik) dalam menyampaikan mareri pelajaran kepada siswa yang bertujuan agar murid dapat menerima dan menanggapi serta mencerna pelajaran dengan mudah secara efektif dan efisien, sehingga apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik.
a.         Macam-macam Metode Pengajaran Dalam Proses Belajar   Mengajar
            Agar psoses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik dan mencapai sasaran, maka salah satu faktor penting yang harus diperhatikan adalah : menentukan cara mengajarkan bahan pelajaran
kepada siswa dengan memperhatikan tingkat kelas, umur, dan lingkungannya tanpa mengabaikan faktor-faktor lain.
            Banyak metode yang digunakan dalam mengajar. Untuk memilih metode -metode mana yang tepat digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran, terlebih dahulu penulis akan menyebutkan macam-macam metode pengajaran.
            Menurut  ( Pupuh, Faturrohman. 2001 : ) " metode - metode yang digunakan dalam pengajaran yaitu: Metode ceramah, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas dan resitasi, kerja kelompok, demonstrasi dan eksperimen, sosiodrama,problem solving, sistem regu, latihan, karyawisata, survey masyarakat dan simulasi ”.
            Berdasarkan pendapat ahli pendidikan, maka sesuai dengan judul penelitian, dalam hal ini penulis hanya akan menjelaskan lebih rinci macam            metode yakni metode simulasi; yang meliputi pengertian metode simulasi,             langkah-langkah metode simulasi, kebaikan dan kelemahan metode simulasi.
3. Metode Pembelajaran simulasi
             “ Simulasi dalam metode mengajar dimaksudkan sebagai cara untuk menjelaskan sesuatu (bahan pelajaran) melalui perbuatan yang bersifat pura-pura atau melalui proses tingkah laku imitasi, atau bermain peranan mengenai suatu tingkah laku yang dilakukan seolah-olah dalam keadaan yang sebenarnya “ ( Nana, Sudjana. 2000: 89 ).
            metode simulasi menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses, kejadian atau benda yang sebenarnya “ . Metode simulasi terutama dipakai untuk menjelaskan proses atau kejadian yang tidak dapat diamati secara langsung atau yang diprediksi akan terjadi. Kejadian            atau proses analogis yang dimunculkan dalam simulasi akan memudahkan      siswa untuk memahami proses atau kejadian sebenarnya yang tidak dapat diamati secara langsung.
Dan simulasi merupakan jenis permainan yang cukup menyenangkan. Selain siswa harus memainkan peran tertentu, melalui permainan ini siswa juga dapat mengembangkan kemampuan bersosialisasi dengan temannya.  Apron  (karton bertuliskan nama peran) yang dikalungkan pada siswa sesuai perannya digunakan untuk memperjelas peran seorang siswa.
Teknik simulasi baik sekali digunakan karena:
                      a.         Menyenangkan siswa.
                     b.         Menggalakkan guru untuk mengembangkan kreativitas siswa.
                      c.         Memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan   yang sebenarnya.
                     d.         Mengurangi hal-hal yang verbalistis atau abstrak.
                      e.         Tidak memerlukan pengarahan yang pelik dan mendalam.
                      f.          Menimbulkan semacam interaksi antarsiswa, yang memberi kemungkina timbulnya keutuhan dan kegotongroyongan serta kekeluargaan yang sehat.
                      g.         Menimbulkan respon yang positif dari siswa yang lamban/kurang cakap.
                     h.         Menumbuhkan cara berfikir yang kritis. Teknik ini baik dan memiliki keunggulan, tetapi masih juga mempunyai kelemahan.
            Adapun kelemahanya sebagai berikut :
a.       Sebagian besar siswa yang tidak bermain peran dapat menjadi kurang   aktif.
b.      Banyak memakan waktu, baik persiapan dalam rangka pemahaman isi maupun pada pelaksanaannya.
c.       Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas.
d.      Sering kelas lain terganggu oleh suara para pemain dan penonton  yang    kadang bertepuk tangan dan tertawa. Bila guru mampu mengurangi kelemahan-kelemahan itu, maka pelaksanaan teknik simulasi akan berhasil.
      Dan proses pembelajaran dengan simulasi memiliki tahap-tahap sebagai
berikut:
a.    Tahap pertama, adalah tahap orientasi yang meliputi menyajikan topik
      yang akan disimulasikan, menjelaskan prinsip simulasi dan memberika gambaran teknis secara umum tentang proses simulasi.
b.    Tahap kedua, merupakan tahapan latihan bagi         peserta simualsi. Pada  tahap ini meliputi membuat skenario (menentukan peranan) dan mencoba dengan singkat kegiatan simulasi.
c.  Tahap ketiga, yaitu tahap inti (proses simulasi). Pada tahap ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh para pemain peran simuasi.
d.  Tahap keempat, disebut juga tahap pemantapan/debricfing. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang telah dilakukan, memberi penjelasan mengenai
       kesulitan-kesulitan dan wawasan para siswa, menganalisis proses, membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia nyata dan menghubungkan proses simulasi dengan isi pelajaran. Pada kegiatan akhir pembelajaran siswa diberi kesempatan membuat simpulan sendiri mengenai hal yang telah disimulasikan, maka siswa akan menjadi lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan simulasi ( Anonim,
2002 : 5 - 6 ), yaitu :
a.   Faktor yang menunjang
1)      Tidak bertentangan dengan hakikat manusia sebagai makhluk bermain(Homo Luden), dimana manusia cenderung untuk memperoleh kesegaran moril dengan menikmati permainan yang ada. Kesegaran ini diperoleh dari karakteristik yang ada dalam setiap permainan, termasuk permainan simulasi, yaitu menarik, memikat, penuh variasi, dan menggairahkan.
2)      Praktis: permainan simulasi sangat mudah dilaksanakan karena  peraturan-peraturan permainannya dapat dicerna oleh siapa saja.
3)      Ekonomis: sarana untuk menyelenggarakan simulasi sangat murah dan mudah didapat.
b.   Faktor yang menghambat
      Kurang memadainya keterampilan pemimpin simulasi dalam     menumbuhkan gairah untuk berdiskusi. Oleh karena itu perencanaan yang matang perlu dilakukan.
c.  Hasil yang diharapkan
1)      Perubahan sikap mental yaitu berani menyatakan pendapat, berargumentasi, berani menjawab.
2)      Dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan keterampilan berpikir.
4. Pengertian Bidang Studi Fikih
a. Pengertian dan Tujuan Bidang Studi Fiqih di MI
            “ Mata pelajaran fiqih dalam kurikulum MI adalah salah satu bagian mata pelajaran PAI yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (Way of Life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan “ . ( panduan Teknis pengembangan Kurikulum MI, 2009 : 17 ).
      
                      Fiqih di MI bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
            Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar. Pengalaman tersebut diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan bertanggung jawab yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.
b. Ruang Lingkup Materi Bidang Studi Fiqih di MI
            Ruang lingkup fiqih di MI dalam kurikulum berbasis kompetensi berisi pokok-pokok materi:
1.    Hubungan manusia dengan Allah SWT.
       Hubungan manusia dengan Allah SWT., meliputi materi Thaharah,
       Shalat, Zakat, Haji, Aqiqah, Shadaqah, Infak, Hadiah dan Wakaf.
2.    Hubungan manusia dengan sesama manusia.
       Bidang ini meliputi Muamalah, Munakahat, Penyelenggaraan Jenazah dan Ta'ziyah, Warisan, Jinayat, Hubbul Wathan dan Kependudukan.
3.    Hubungan manusia dengan alam (selain manusia) dan lingkungan. Bidang ini mencakup materi, Memelihara kelestarian alam dan lingkungan, Dampak kerusakan lingkungan alam terhadap kehidupan, Makanan dan minuman yang dihalalkan dan diharamkan, Binatang sembelihan dan ketentuannya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode adalah : segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga proses belajar terjadi.
5.   Pengurusan Janazah
            Sholat Janazah adalah jenis sholat yang dilakukan untuk janazah muslim. Setiap muslim yang meninggal baik laki-laki maupun perempuan wajib di shalati oleh muslim yang masih hidup dengan status hukum fardhu kifayah.
a.                  Syarat penyelenggaraan
            Adapun syarat yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan sholat ini adalah: Yang melakukan sholat harus memenuhi syarat sah sholat secara umum (menutup aurat, suci dari hadas, menghadap kiblat dst). Janazah/Mayit harus sudah dimandikan dan dikafani. Janazah diletakkan disebelah mereka yang menyolatkan, kecuali dilakukan di atas kubur atau sholat ghaib Dalam mengerjakan sholat janazah, yang paling utama ialah  dikerjakan secara berjemaah kecuali dilakukan di atas kubur atau sholat ghoib. Dalam mengerjakan sholat janazah yang paling utama ialah : dikerjakan secara berjamaah dan harus dijadikan tiga saf (barisan) sekurang - kurangnya setiap satu saf dua orang.
            Bagi orang perempuan diperbolehkan mengikuti berjemaah bersama-sama dengan orang lelaki atau boleh mendirikan sholat ke atas janazah setalah disholatkan oleh orang lelaki.
            Adapun hukum sholat janazah ini adalah : Fardhu Kifayah seperti halnya menguruskannya.          
1)      Cara mengerjakan Sholat Janazah
            Bagi jenazah lelaki Imam yang akan mendirikan sholat ke atasnya hendaklah berdiri searah dengan kepala janazah itu. Bagi janazah perempuan, Imam hendaklah berdiri searah dengan lambung atau baagian tengah janazah itu. Dan posisi janazah  lelaki menghadap selatan sedangkan janazah perempuan ke utara . Tentang tempat untuk mengerjakan sholat janazah, diperbolehkan di dalam masjid, di mushola atau di tempat lainnya yang memungkinkan sholat berjemaah dengan syarat tempatnya itu luas dan bersih. Untuk membawa janazah, kepala janazah harus di depan dan pengiring janazah harus di depan pula.
2)      Rukun Sholat Janazah
            Sholat janazah berbeda dengan sholat-sholat yang lain kerana cara mengerjakannya hanya dengan berdiri dan takbir empat kali tanpa rukuk dan sujud, juga tidak perlu adzan dan iqamat. Adapun rukunnya ada empat di tambah satu yaitu Thumaninah :
i.   Niat mendirikan sholat janazah yang dimaksudkan
ii.  Berdiri bagi yang berkuasa.
iii. Bertakbir empat kali.
iv. Salam
3)      Lafaz niat sholat janazah :
            a.         Lafaz niat sholat janazah lelaki secara persendirian :
اصلئ علئ هده الميت اربع تكبئرات فرض كفا ئة لله تعا لئ
                                                                                                    
       Artinya : " Sengaja aku berniat mendirikan sholat ke atas janazah ini dengan empat takbir fardhu kifayah krena Allah Taala " (  Ust. Bukhari, 2011 : 117 ).
           b.         Lafaz niat untuk sholat janazah perempuan secara persendirian :
اصلئ علئ هده الميتة اربع تكبئرات فرض كفا ئة لله تعا لئ              
       Artinya : " Sengaja aku berniat mendirikan sholat ke atas janazah ini dengan empat takbir fardhu kifayah karena Allah Taala " ( Ustd. Bukhari, 2011 : 117 ).
            c.         Lafaz niat untuk janazah lelaki bagi Imam.
اصلئ علئ هده الميتة اربع تكبئرات فرض كفا ئة لله تعا لئ              
       Artinya :" Sengaja aku berniat mendirikan sholat ke atas janazah ( lelaki ) ini dengan empat takbir fardhu kifayah  menjadi Imam karena Allah Taala " ( Ustd. Bukhari, 2011 : 117 ).
           d.         Lafaz niat untuk janazah perempuan bagi Imam.
اصلئ علئ هده الميتة اربع تكبئرات فرض كفا ئة اماما لله تعا لئ
           
            Artinya : " Sengaja aku berniat mendirikan sholat ke atas janazah ( perempuan ) ini dengan empat takbir fardhu kifayah  menjadi Imam    karena Allah Taala " ( Ustd. Bukhari, 2011 : 117 ).
            e.         Lafaz niat untuk janazah lelaki bagi Makmum
صلي علي هده الميت اربع تكبئرات ف كفائة ماموما لله تعا لئ ٱ           
            Artinya : " Sengaja aku berniat mendirikan sholat ke atas janazah ( lelaki ) ini dengan empat takbir fardhu kifayah  menjadi makmum karena           Allah Taala " ( Ustd, Bukhari, 2011 : 117 ).
            f.          Lafaz niat untuk janazah perempuan bagi Makmum   
صلئ علئ هده الميتة اربع تكبئرات فرض كفا ئة ماموما لله تعا لئ 
                        Artinya : " Sengaja aku berniat mendirikan solat ke atas janazah (    perempuan ) ini dengan empat takbir fardhu kifayah  menjadi makmum        karena Allah Taala ".( Ustd, Bukhari, 2011 : 118 ).
4)      Bacaan dan Doa dalam Sholat Janazah.
a.       Takbir yang pertama 
الله اكبر

                 Artinya :”  Allah Maha Besar ” .
       Kemudian dilanjutkan dengan membaca Al-Fatihah :
ÉÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÊÈ
ßôJysø9$# ¬! Å_Uu šúüÏJn=»yèø9$# ÇËÈ
Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$# ÇÌÈ
Å7Î=»tB ÏQöqtƒ ÉúïÏe$!$# ÇÍÈ
x$­ƒÎ) ßç7÷ètR y$­ƒÎ)ur ÚúüÏètGó¡nS ÇÎÈ
$tRÏ÷d$# xÞºuŽÅ_Ç9$# tLìÉ)tGó¡ßJø9$# ÇÏÈ
xÞºuŽÅÀ tûïÏ%©!$# |MôJyè÷Rr& öNÎgøn=tã ÎŽöxî ÅUqàÒøóyJø9$# óOÎgøn=tæ Ÿwur tûüÏj9!$žÒ9$# ÇÐÈ
       Artinya :
       1.       Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi maha Penyayang. 
       2.       Segala puji bagi Allah tuhan sekalian alam.
       3.       Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
       4.       Yang berkuasa mengadili pada hari pembalasan.
       5.       Hanya kepada Mu kami menyembah dan hanya kepada Mu kami    memita segala pertolongan.
       6.       Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.
       7.       Itulah Jalan orang yang engkau karuniakan nikmat ke atas mereka, bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan bukan jalan orang-        orang yang sesat.

b.      Takbir yang kedua.
                               Membaca lafaz seperti pada takbir pertama, kemudian dilanjutkan dengan membaca selawat atas Nabi Muhammad s.a.w :
اللهم صل عل  ثئد نا محمد و عل ال محمد كم صليت عل سيد نا ابراهيم

       Artinya : " Ya Allah! Berilah rahmat atas penghulu kami Muhammad s.a.w dan atas keluarganya “. ( Ustd, Bukhari,2011 : 19 ).

c.       Takbir yang ketiga :
                 Selepas takbir yang ketiga hendaklah membaca doa untuk memohonkan ampun pada janazah :     
الهم اغفرله وارحمه وعافه واعف عنه واكرم نزله ووسع مدخله
       Artinya : " Ya Allah! Ampunilah dia dan kasihanilah dia dan sejahterakanlah serta ampunilah dosa kesalahan dia. Dan muliakanlah kedatangannya dan luaskanlah tempat masuknya            ( kuburnya ) dan bersihkanlah dia dengan air salju dan embun “ . ( A. Fanani BA, 1978 : 37 ).
d.      Takbir yang ke empat.
       Selepas mengangkat takbir yang keempat hendaklah membaca doa seperti di bawah ini :
لاتحرمنا اجره ولاتفتنا بعده واغفرلناوله اڶڶھم
       Artinya :" Ya Allah ! Janganlah kiranya pahala tidak sampai pada kami dan janganlah Engkau memberi pada kami fitnah sepeninggalannya dan ampunilah kami dan dia “ ( A.Fanani, BA 1978 : 37 ).
                   Selanjutnya yang terakhir adalah memberi salam dan palingkan ke kanan dan ke kiri.                                                    
6.   Kemampuan Psikomotor                                            
            Pendidikan  merupakan aktivitas yang memerlukan sinergi dari beberapa hal untuk mememperoleh hasil yang maksimal. Berbagai factor itu di antaran ya peserta didik yang siap, pengajar yang berkompeten dan serta sarana prasarana yang memadai. Peserta didik yang siap artinya dengan  keammpuan yang ada pada masing – masing individu yang mampu memamfaatkan kemampun psikomotorik. “ kemampuan /  kecakapan adalah : segala amal jasmaniah yang kongkret dan mudah di amati, baik kuantitas maupun kualitas, karena sifatnya terbuka” ( Muhibin Syah, 19997 : 86 ).
            Perkembangan kemampuan  psikomotorik anak sangantlah berpengaruh terhadap hasil sebuah pengajaran di sekolah  , tetapi siswa  pada taraf awal- awal sekolah belum menyadari hal itu. Oleh karenanya sebagai guru hendaknya mampu menuntun , megoptimalkan aspek   ini sehingga tercapilah pengajaran yang di inginkan secara optimal.
           
            Mengingat sangat  pentingnya kemampuan psikomotorik anak maka kita harus bisa mengembangakan semua potensi yang ada pada anak itu secara optimal agar berkemampuan lebih dan yang sudah ia miliki bisa di kembangkan.
7. Perangkat evaluasi ranah psikomotor
a.      Evaluasi hasil belajar
1.         Definisi Evaluasi
            Evaluasi artinya  : penilaian terhadap tigkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebuah program. Selain kata evaluasi dan assessment ada pula kata lain yang searti dan relative lebih dikenal dalam dunia pendidikan yakni tes, ujian dan ulangan. hasil belajar para siswa pada akhir jenjang pendidikan tertentu, seperti Evaluasi Belajar tahap Akhir Nasional ( EBTANAS ) yang kini disebut ujian akhir Nasional ( UAN ) dan ujian akhir madrasah Nasional yang di sebut ( UAMBN ).
2.         Tujuan dan Fungsi Evaluasi
            Evaluasi yang berarti adalah : pengungkapan dan pengukuran hasil belajar itu, pada dasarnya merupakan proses penyusunan deskripsi siswa, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Namun Perlu penyusunan
a)      Tujuan Evaluasi
Pertama untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu.

Kedua, untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa  dalam kelompok siswa.
Ketiga , untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar.
Keempat untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan kapasitas kognitifnya ( kemampuan kecerdasan yang dimilikinya ) untuk keperluan belajar.
Kelima, untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah digunakan guru dala proses belajar mengajar  ( PBM )
b)      Fungsi Evaluasi
            Disamping memiliki tujuan , evaluasi belajar juga memiliki fungsifungsi yang sebagaimana tersebut dibawah ini;
§   Fungsi Administratif untuk penyusunan daftar nilai  dan pengisian buku raport
§   Fungi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan.
§   Fungsi diagnostic untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dalam merencanakan program remedial teaching ( pengajaran perbaikan )
§   Sebagai sumber data BP yang dapat memasok data siswa tertentu yang memerlukan bimbingan dan penyuluhan  BP )
§   Sebagai bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan datang yang meliputi pengembangan kurikulum, metode – metode, alat – alat untuk proses PBM ( proses belajar mengajar )
3.        Ragam Evaluasi
            Pada prinsipnya evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan berkesinambungan.
a)      Pretest dan posttest
Kegiatan pretest dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian materi terbaru.
Post test adalah kebalikan dari pre test , yakni kegiatan evaluasi yang dilaksanakan guru pada setiap akhir penyajian materi.
b)      Evaluasi bersyarat
Evaluasi jenis ini sangat mirip dengan pretest.
c)      Evaluasi Diagnostik
d)     Evaluasi jenis ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan        pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian – bagian tertentu    yang belum dikuasai siswa.
e)      Evaluas Formatif
Evaluasi jenis ini dapat dipandang sebagai “ulangan” yang dilakukan    pada setiap akhir penyajian suatu pelajaran atau modul.
f)       Evaluasi Sumatif
Ragam penilaian sumatif dapat dianggap sebagai ulangan umum           yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi     belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran.
g)      Ujian Akhir Nasional (UAN)
Ujian Akhir Nasional ( UAN ) yang dulu disebut EBTANAS ( Evaluasi Belajar tahap akhir Nasional ) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kanaikan status siswa.
4.         Ragam Alat Evaluasi
            Secara garis besar, ragam alat evaluasi terdiri atas dua macam bentuk  yaitu :
a)    Bentuk Objektif
b)    Bentuk Subjektif.
            Bentuk objektif biasanya diwujudkan dalam bentuk – bentuk alternative jawaban, pengisian titik – titik , dan pencocokan satu pertanyaan dengan pertanyaan lainnya.
a.        Bentuk Objektif
           Bentuk ini lazim juga disebut tes objektif, yakni tes yang jawabannya diberi skor nilai secara lugas ( seadanya ) menurut pedoman nilai yang ditentukan sebelumnya.
1)      Tes benar salah
                       Tes ini merupakan alat evaluasi yang paling bersahaja baik dalam hal           susunan item – itemnya maupun dalam hal cara menjawabnya. Dalam            dunia pendidikan modern tes semacam ini sudah lama ditinggalkan    karena dua alasan yakni :

§   Tes BS tidak emghargai kreatifitas akal siswa karena mereka hanya didorong untuk memilih sekenanya salah satu dari dua alternative yang ada.
§   Tes BS dalam beberapa segi tertentu dianggap sangat rendah tingkat realibitasnya.
2)      Tes Pilihan Berganda
Item – item dalam pihan tes berganda (Multiple Choice ) biasanya berupa pertanyaan atau pertanyaan yang dapat dijawab dengan memilih salah satu dari empat atau lima alternative yang mengiringi setiap soal.
      Contoh;
                  Ada berapakah rukun islam ?
                  a.  satu
                  b.         dua
                  c.         tiga
                  d.  lima
            Alasan – alas an ditinggalkan jenis ini adalah;
§   Kurang mendorong kratifitas ranah cipta dan karsa siswa, karena ia hanya merasa disuruh berspekulasi, yakni menebak dan menyilang secara untung – untung
§   Sering terdapat dua jawaban ( diantara empat atau lima  alternative) yang identik atau sangat mirip, sehingga terkesan kurang diskriminatif.
§   Sering terdapat satu jawaban yang sangat mencolok kebenarannya, sehingga jawaban – jawaban lainnya terlalu gampang untuk ditinggalkan.
3)      Tes pencocokan ( menjodohkan )
Tes penccokan (matching test) disusun dalam dua daftar yang masing – masing memuat kata , istilah, atau kalimat yang diletakkan bersebelahan.
4)      Tes isian
            Alat Tes isian biasanya berbentuk cerita atau karangan pendek, yang           pada bagian – bagian yang memuat istilah atau nama tertentu            dikosongkan.
5)    Tes Perlengkapan ( Melengkapi )
            Cara Menyelesaikan tes melengkapi pada dasarnya sama dengan cara          menyelesaikan tes isian, Perbedaannya terletak pada kalimat – kalimat     yang dipakai sebagai instrumen.
b.         Bentuk Subjektif
Alat evaluasi yang berbentuk subjektif hádala alat pengukur prestasi     belajar yang jawabnnya tidak dinilai dari skor atau angka pasti, seperti yang digunakan untuk evaluasi objektif. Ada beberapa keunggulan tes        esay yang secara emplisit juga diakui oleh suryabrata (1984), yakni       bahwa :
a.   Tes esay tidak hanya mampu mengungkapkan materi hasil jalaban siswa                  tetapi juga cara atau jalan yang ditempuh untuk memperoleh jalaban itu.


b.   Tes Esay dapat mendorong siswa untuk berpikir kreatif , kritis , bebas ,                   mandiri, tetapi juga melupakan tanggung jawab.
5.   Syarat Alat Evaluasi
Langkah Pertama yang perlu ditempuh guru dalam menilai prestasi belajar siswa hádala menyusun alat evaluasi (test instruyen) yang sesuai dengan kebutuhan , dalam arti tidak menyimpang dari indikator dan jenis prestasi yang diharapkan.
Persyaratan pokok penyusunan alat evaluasi yang baik dalam perspektif psikologi belajar (the psychologhy of learning ) meliputi dua macam  yakni;
§   Reliabilitas
§   Validitas
Reliabilitas secara sederhana, reliabilitas (reliability) berarti  : hal tahan uji atau dapat dipercaya.
Validitas pada prinsipnya, validitas (validity) berarti  : keabsahan atau kebenaran.
6.   Evaluasi berbagai ranah psikologis
            Pada bagian ini akan divas serba singkat alternatif pengukuran keberhasilan belajar baik yang berdimensi ranah cipta, ranah rasa, maupun ranah karsa.
a)      Evaluasi Prestasi Kognitif.
Mengukur keberhasilan siswa yang berdimensi kognitif (ranah cipta) dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan tes tertulis maupun tes lisan dan perbuatan.
b)      Evaluasi prestasi Afektif
      Dalam merencanakan penyusunan instruyen tes prestasi siswa yang             berdimensi afektif (ranah rasa) jenis – jenis prestasi internalisasi dan karakterisasi.
c)      Evaluasi prestasi pskomotor
Cara yang dipandang tepat untuk mengevaluasi keberhasilan belajar yang berdimensi ranah psicomotor (ranah karsa) hádala observasi.
b.  Prestasi belajar
1.   Indikator Prestasi belajar
            Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa
2.         Pendekatan Evaluasi prestasi belajar
            Ada dua macam pendekatan yang Amat popular dalam mengevaluasi atau menilai tingkat keberhasilan / prestasi belajar yakni :
§   Norm refencing atau norm Refernced assessment
§   Criterion – referencing atau criterian referenced assessment
a)      Penilaian acuan norma ( norm-Referenced Assessment )
                        Dalam penilaian yang menggunakan pendekatan PAN ( Penilaian                            Acuan Norma), prestasi belajar seorang peserta didik diukur dengan                         membandingkannya dengan prestasi yang dicapai teman – teman                                    sekelas atau sekelompoknya.
b)      Penilaian Acuan Kriteria (criterion – Referenced Assessment ).
           Penilaian dengan pedekatan PAK ( Penilaian acuan kriteria) merupakan proses pengukuran prestasi belajar dengan cara membandingkan pencapaian seorang siswa dengan pelbagai perilaku   ranah yang telah ditetapkan secara baik ( well - defined domain behaviours) sebagai patokan absolut.
3.        Batas Minimal Prestasi belajar
           Setelah mengetahui indikator dan memperoleh skor hasil evaluasi belajar diatas , guru perlu pula mengetahui bagaimana kiat menetapkan batas minimal keberhasilan belajar para siswanya, yang di ukur dengan ketuntasan terhadap KKM  yaitu : 70. ( KTSP MI Pasirlingga 2011 / 2012 ).
           “ Cara yang dipandang tepat untuk mengevaluasi keberhasilan belajar yang berdimensi  ranah psikomotorik adalah observasi.” ( reber :1988 dalam muhibin syah. 1997 : 156 ).
           Lembar observasi adalah : lembar yang digunakan untuk mengobservasi keadaan sesuatu  benda atau kemunculan aspek -  aspek keterampilan yang diamati. Lembar observasi dapat berbentuk draft periksa / ceklist atau skala penilaian ( rating scale ). Daftar periksa berupa pertanyaan atau yang  jawabanya tingal memberi shek ( centang ) pada jawaban yang sesuai di amati.
B. Kerangka Pemikiran
            Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, tanpa pendidikan tentunya manusia itu sendiri tidak mempunyai
cita-cita dan tidak mempunyai potensi yang dia kembangkan untuk dirinya dan lingkungannya.
            Manusia berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran, karena salah satu faktor utama dalam kehidupan manusia adalah mengemban amanahnya, artinya dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan manusia yang berkualitas, bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi perubahan zaman yang akan datang.
            Pendidikan dalam maknanya yang lebih luas senantiasa menstimulanisasi, menyertai perubahan-perubahan dalam perkembangan umat manusia kearah yang lebih baik, selain itu upaya pendidikan senantiasa membimbing perubahan dan perkembangan hidup dan kehidupan umat manusia yang lebih baik.
            Dalam pendidikan terdapat unsur yang paling pokok yakni pendidik (guru) dan yang dididik ( siswa ). Dalam melaksanakan tugasnya secara profesional pendidik memerlukan ilmu dan pengetahuan serta gaya dan metode mengajar dan pendekatan yang luas serta mencerahkan untuk menyampaikan bahan pelajaran. Seorang pendidik harus harus mengetahui bagaimana proses penyampaian dalam mengajar dan langkah-langkah apa yang diperlukan, sehingga tugas seorang pendidik bisa dilakukan dengan baik dan memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Seorang pendidik harus harus mengetahui bagaimana proses penyampaian dalam mengajar dan langkah-langkah apa yang diperlukan, sehingga tugas seorang pendidik bisa dilakukan dengan baik dan memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
            Salah satu ilmu yang harus dimiliki oleh seorang pendidik adalah metode dan gaya mengajar serta penyampiannyapun harus sesuai dengan sasarannya yang telah direncanakan. Demikian pula model-model mengajar, apabila akan melaksanakan pengajaran perlulah ditentukan dahulu model-model mengajar yang akan dilaksanakan, apa tujuannya, bagaimana metodenya, dan bagaimana merumuskan evaluasinya. Guru sebagai pengajar sekaligus pendidik mempunyai tanggung jawab yang luas untuk menjadikan muridnya agar berhasil dan berdaya guna untuk lebih terarah dan maju, maka harus ada variasi metode dan pendekatan dalam mengajar dan mendidik.
Pola pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut :
Bagan. 1
Kerangka Pemikiran

    Metode – metode selain simulasi

Pendidik         (Guru)

Siswa
    Proses Belajar            Mengajar

Tercapainya
Tujuan Pendidikan

Pendekatan metode simulasi