BAB I
PENADAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan
pada hakekanya berlangsung dalam suatu proses. Proses itu berupa transformasii
nilai – nilai pengetahuan, teknologi dan keterampilan. Selain itu pendidikan
merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang di
peroleh melalui proses yang panjang dan berlangsung sepanjang kehidupan. Hal
ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al Mujadalah ayat 11 yaitu :
ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uy 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ×Î7yz ÇÊÊÈ
“
Artinya :............Niscaya Allah akan meninggikan orang – orang yang di beri
ilmu pengetahuan berapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan “. ( Departemen Agama RI. 2005
: 793 ).
Lain halnya
dinamika dan kemajuan mutakhir telah menuntut dan menunjukan bahwa dalam dunia
pendidikan messti terjadi perkembangan
dan perubahan secara besar – besaran baik di bidang aspek keilmuan,
kebijakan pendidikan, kurikulum dan Media Sumber belajar. Proses
belajar-mengajar akan berjalan dengan baik kalau metode yang digunakan
betul-betul tepat, karena antara pendidikan dengan metode saling berkaitan dan
saling mempengaruhi. Sebagai seorang guru yang sehari-hari mengajar di sekolah,
tentunya tidak jarang harus menangani anak-anak yang mengalami kesulitan dalam
belajar. Anak-anak yang sepertinya sulit sekali menerima materi pelajaran, baik
pelajaran membaca, menulis, serta berhitung. Hal ini terkadang membuat guru
menjadi frustasi memikirkan bagaimana menghadapi anak-anak seperti ini.
Demikian juga para orang tua yang memiliki anak-anak yang memiliki kesulitan
dalam belajar. Harapan agar anak mereka menjadi anak yang pandai, mendapatkan
nilai yang baik di sekolah menambah kesedihan mereka ketika melihat kenyataan
bahwa anak-anak mereka kesulitan dalam belajar.
Akan tetapi yang
lebih menyedihkan adalah perlakuan yang diterima anak yang mengalami kesulitan
belajar dari orang tua dan guru yang tidak mengetahui masalah yang sebenarnya,
sehingga mereka memberikan cap kepada anak mereka sebagai anak yang bodoh,
tolol, ataupun gagal.
Fenomena
ini kemudian menjadi perhatian para ilmuan yang tertarik dengan masalah
kesulitan belajar. Keuntungannya ialah, mereka mencoba menemukan metode-metode
yang dapat digunakan untuk membantu anak-anak yang mengalami kesulitan belajar
tersebut tetap dapat belajar dan mencapai apa yang diharapkan guru dan orang
tua.
Di sini
kemampuan guru dalam penyampaian atau mentrasportasaikan bidang studi dengan
baik merupakan syarat mutlak yang harus di lakukan guru guna tercapainya tujuan
pendidikan. Salah satu ketermpilan guru yang memegang peranan penting dalam
pengajaran adalah keterampilan memmilih metode. Pemilihan metode berkaitan
langsung dengan usaha –usaha guru dalam menampilakn pengjaran yang sesuai
dengan situasi dan kondisi sehingga pencpaian tujuan pengajaran di peroleh
secara optimal.
Salah satu
bidang studi yang di ajarkn di MI adalah fikih. Fikih secara umum merupakan
salah satu bidang studi islam yang banyak membahas masalah tentang hukum yang
mengatur pola hubungan manusiadengan
tuhanya, antara manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkunganya,
melalui bidng studi fikih ini di harapkan siswa tidak lepas dari jangkauan
norma – norma agama dan menjalankan syariat Islam.
“ Metode
mengajar terdiri dari beberapa macam mulai dari yang tradisional-konvensional
sampai yang modern-kontenporer “ ( Pupuh fatthurrohman, 2001; 60 ).
Adapun
jenis- jenis metode yaitu : metode
proyek, metode demonstrasi,
metode pemberian tugas,
metode eksperimen, metode
tanya-jawab, metode simulasi.
Metode simulasi terbagi menjadi beberapa jenis model di antaranya : Bermain
peran, sosiodrama, dan permainan simlasi.
Dengan memilih metode yang tepat,
seorang guru selain
dapat menentukan output atau
hasil lulusan dari lembaga
pendidikan, juga merupakan
landasan keberhasilan lembaga pendidikan, dan juga menjadi
pengalaman yang disenangi bagi anak didik.
Metode
simulasi merupakan salah satu metode mengajar yang dapat di gunakan dalam
pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran yang mengunakan metode simulasi cenderung objeknya bukan
benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan belajar yang bersifat
pura – puara dan dalam metode simulasi siswa bisa di ajak untuk bermain peran
dalam beberapa prilaku yang di anggap
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dengan mengunakan metode simulasi berarti guru
telah mempungsikan seluruh alat panca indera siswa karena dengan mempungsikan
seluruh alat indera merupakan
pembelajaran yang efektif.
Metode
merupakan alat atau fasilitas untuk mengantartakan bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berupa
hasil belajar, Hasil belajar peserta didik dapat dikelompokkan menjadi tiga
ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga ranah ini tidak dapat
dipisahkan satu sama lain secara eksplisit. Apapun mata pelajarannya selalu
mengandung tiga ranah itu, namun penekanannya berbeda. Mata pelajaran yang
menuntut kemampuan praktik lebih menitik beratkan pada ranah psikomotor
sedangkan mata pelajaran yang menuntut kemampuan teori lebih menitik beratkan
pada ranah kognitif, dan keduanya selalu mengandung ranah afektif
“
Membagi hasil belajar psikomotor menjadi tiga, yaitu: specific responding,
motor chaining, rule using. Pada tingkat specific responding peserta didik
mampu merespons hal-hal yang sifatnya fisik, (yang dapat didengar, dilihat,
atau diraba)” ( Buttler (1972) dalam Animous,( 2009 ), Pengembangan Perangkat
Penilaian Psikomotor, tersedia: http://www.nurmanspd.com ( 03
Januari 2011 )
Serta dapat
melakukan keterampilan yang sifatnya tunggal, misalnya memegang debu umtuk
tayamum, memegang hewan kurban. Pada motor chaining peserta didik sudah mampu
menggabungkan lebih dari dua keterampilan dasar menjadi satu keterampilan
gabungan, misalnya melakukan gerakan berwudu, takbirrotul ihram, jadi panitia
zakat , dll. Pada tingkat rule using peserta didik sudah dapat menggunakan
pengalamannya untuk melakukan keterampilan yang komplek, misalnya bagaimana
mengankat tangan sampai batas mengangakat tangan secara tepat sesuai syariat islam.
Adapun
latar belakang masalah saya mengambil
metode simulasi yang efektif pada materi sholat janazah berdasarkan studi
pendahuluan yang telah dilaksanakan
dalam pengajaran sholat jenazah di MI Pasirlingga dengan menggunakan
menggunakan metode simulasi ternyata
lebih efektif di bandingkan dengan
metode ceramah atau metode lainya, dengan bukti kalau mengajar
menggunakan metode simulasi tinggkat perhatian siswa, pemahaman pada materi,
kemuahan pemahaman pada materi, dan pada kemampuan psikomotor siswa. Ternyata
lebih tingi.
Nilai yang di capai telah sesuai dengan nilai KKBM ( Kriteria
kentuntasan belajar minimal ) dan lebih
unggul, yang telah ditentukan untuk kelas IV.
“ Banyak
proses belajar mengajar yang tidak mampu melahirkan pembelajaran bagi anak
didik baik bekaitan degan lahinya motivasi belajar maupun munculnya keterampilan
belajar, hasil belajar bahkan sama sekali tidak terdapat proses alih
pengetahuan sebagai batasan dasar terjadinya proses pembalajaran. , “ ( Pupuh fatthurrohman, 2001; 04 ).
Sebagai refleksi
kenyataan dunia pendidikan sekarang yang tidak dapat di pungkiri bahwa sekolah
kita setiap hari hanya di sibukan untuk mengejar kurikulum dan perangkat
administrasi pendidikan yang dirancang secara ketat sedangkan siswa sebagai
subjek pendidikan terabaikan dari sasaran utama pendidikan begitu saja.
Berdasarkan
uraian di atas, penulis mengajukan skripsi
dengan judul “ EFEKTIFITAS
PENGGUNAAN METODE SIMULASI BIDANG STUDI
FIKIH PADA MATERI SHOLAT
JANAZAH DI MI PASIRLINGGA KECAMATAN BANJARSARI KABUPATEN
CIAMIS “ .
B.
Fokus Penelitian
1. Fokus Penelitian
Fokus
penelitian mengenai efektifitas penggunaan metode simulasi dalam materi sholat
janazah dalam pembelajaran mata pelajaran fikih.
2. Ruang Lingkup Penelitian
Sedangkan
ruang lingkup penelitian ini adalah : MI Pasirlingga Desa Cikaso Kecamatan
Banjarsari Kabupaten Ciamis, mengenai efektifitas penggunaan metode dalam
pembelajaran mata pelajaran fikih.
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang penelitian tersebut penulis menekankan pada kajian pengaruh
metode pembelajaran simulasi bidang studi fikih terhadap kemempuan psikomotor siswa di MI
Pasirlingga. Untuk mempermudah dalam penulisan ini, perlu di kemukakan pokok –
pokok rumusan masalah yang di teliti yaitu :
a.
Apakah
metode simulasi pada bidang studi fikih di MI Pasirlingga efektif atau tidak ?
b.
Bagaimana
kemampuan psikomotor sholat janazah siswa yang menggunakan metode pembelajaran
simulasi kelas IV MI Pasirlingga ?
c.
Bagaimana
kemampuan psikomotor sholat janazah siswa yang tidak menggunakan metode
pembelajaran simulasi kelas IV MI Pairlingga ?
d.
Adakah
perbedaan kemampuan psikomotor sholat janazah siswa antara yang menggunakan
metode pembelajaran simulasi dengan yang tidak menggunakan metode pembelajaran simulasi ?
D.
Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan penelitian ini yaitu :
a.
Untuk
mengetahui efektifitas metode pembelajaran simulasi pada bidang studi fiqih di MI Pasirlingga, khususnya
dalam materi sholat janazah.
b.
Untuk
mengetahui kemampuan psikomotor sholat janazah siswa yang menggunakan metode
pembelajaran simulasi kelas IV MI Pasirlingga ?
c.
Untuk
mengetahui kemampuan psikomotor sholat janazah siswa yang tidak menggunakan metode
pembelajaran simulasi kelas IV MI Pairlingga ?
d.
Untuk
mengetahui perbedaan kemampuan psikomotor sholat janazah siswa antara yang
menggunakan metode pembelajaran simulasi dengan yang tidak menggunakan metode pembelajaran simulasi ?
E.
Kegunaan Penelitian
Adapun
kegunaan penelitian ini yaitu :
a.
Dapat
berguna terutama bagi pihak pengelola pendidikan dalam meningkatkan kegiatan
belajar mengajar khususnya dalam bidang studi fiqih dalam materi sholat janazah
demi peningkatan kualitas pendidikan yang lebih baik di masa yang akan datang.
b.
Dengan
adanya penelitian ini, diharapkan dapat berguna terutama bagi diri peneliti
sendiri untuk dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan dapat pula menjadi
bahan masukan bagi calon guru khususnya bidang studi fiqih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar