BAB II
KAJIAN
TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Kajian
Teori
1. Pengertian Efetifitas
Efeketifitas
berasal dari bahsa inggris : “ effectvebes “ berarti kefektifan, kemanjuran,
kemujaraban ( Echols dkk, 1983 : 2007 ). Sesuatu yang efektif apabila ada
efeknya ( pengaruh, akibatnya, kesanya ) ( Purwandarminta 1984 : 299 ). Dengan
demikian dapat ditarikkesimpulan bahwa berarti suatu kegiatan atau
pendayagunaan suatu alat dan proses yang mampu memberikan secara maksimal. Jadi
efektivitas adalah sesuatu yang menunjukkan ketercapain
sasaran / tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, efektivitas yang dimaksud dalam
judul adalah segala kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan apakah ada
pengaruhnya setelah dilakukan dengan sebelumnya, terutama dalam masalah
pelaksanaan strategi True or False dan Card Sort.
2. Pengertian Metode
Pengajaran
Metode
berasal dari bahasa Yunani "Greek", yakni "Metha", berarti melalui , dan "Hadas" artinya cara, jalan, alat atau gaya. Dengan kata
lain, metode artinya "jalan atau
cara yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu “ ( Muzayyin
Arifin, 1987 : 78 ) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, susunan W.J.S. Poerwadarminta, bahwa "metode adalah cara yang teratur dan berpikir baik- baik untuk mencapai suatu maksud “.
Sedangkan dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer pengertian metode adalah "
cara kerja yang sistematis untuk
mempermudah sesuatu kegiatan dalam mencapai maksudnya". Dalam metodologi pengajaran
agama Islam pengertian metode adalah suatu cara "seni" dalam mengajar. Sedangkan secara terminologi
atau istilah, bahwa "metode adalah rencana menyeluruh yang berhubungan dengan penyajian
materi pelajaran secara teratur dan tidak saling bertentangan dan didasarkan
atas approach". Selanjutnya ( Muzayyin Arifin 1987 : 79 ) mengatakan bahwa "metode
adalah salah satu alat atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan".
Dari beberapa
pengertian tersebut di atas jelaslah bahwa metode merupakan alat yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan, maka diperlukan pengetahuan
tentang tujuan itu sendiri. Perumusan tujuan yang sejelas-jelasnya merupakan
persyaratan terpenting sebelum seorang guru menentukan dan memilih metode
mengajar yang tepat.
Untuk
mencapai hasil yang diharapkan, hendaknya guru dalam menerapkan
metode terlebih dahulu melihat situasi dan kondisi yang paling
tepat untuk dapat diterapkannya suatu metode tertentu, agar dalam situasi dan
kondisi tersebut dapat tercapai hasil proses pembelajaran dan membawa
peserta didik ke arah yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Untuk itu dalam
memilih metode yang baik guru harus memperhatikan tujuh hal di bawah ini:
a.
Sifat dari pelajaran.
b.
Alat-alat yang tersedia.
c.
Besar atau kecilnya kelas.
d.
Tempat dan lingkungan.
e.
Kesanggupan guru
f.
Banyak atau sedikitnya materi
g.
Tujuan mata pelajaran.
Pengertian pengajaran itu sendiri dapat ditinjau dari segi
bahasa dan
istilah. Secara bahasa kata pengajaran adalah bentuk kata
kejadian dari dasar ajar dengan mendapat konfiks pen-an
yang berarti "barang apa yang dikatakan
orang supaya diketahui dan dituruti" pengajaran
berasal dari kata "ajar" di tambah awalan "pe"
dan akhiran "an" sehingga menjadi kata "pengajaran" yang berarti proses penyajian atau bahan
pelajaran yang disajikan. Sedangkan menurut Hasan Langgulung, dalam Nana Sudjana ( 1982 : 09 ) bahwa “ pengajaran adalah pemindahan
pengutahuan dari seseorang yang mempunyai pengetahuan kepada orang lain
yang belum mengetahui “ .
Dari pengertian di
atas, terdapat unsur-unsur subtansial kegiatan pengajaran yang
meliputi:
1.
Pengajaran adalah upaya pemindahan pengetahuan
2.
Pemindahan pengetahuan
dilakukan oleh seseorang yang mempunyai pengetahuan ( pengajar )
kepada orang lain yang belum
mengetahui ( pelajar ) melalui suatu proses belajar mengajar.
Proses
pengajaran yang dilakukan mengacu pada tiga aspek, yaitu " penguasaan sejumlah pengetahuan, keterampilan
dan sikap tertentu sesuai dengan isi proses belajar mengajar tersebut ".
Jadi
pengajaran secara bahasa yaitu hal apa yang dikatakan orang supaya diketahui.
Sedangkan secara istilah para ahli pendidikan berbeda pendapat dalam memberikan
definisi tentang pengajaran. Ada yang mengatakan bahwa pengertian antara
pengajaran dan pendidikan itu sama, ada pula yang mengatakan bahwa antara
pengajaran dan pendidikan itu berbeda.
Menurut H. B. Hamdani ( 1987 : 05 ),”
bahwa pendidikan dalam arti umum mencakup segala usaha dan perbuatan dari suatu
generasi yang tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya
serta keterampilannya ”.
Kepada
generasi muda untuk melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama dengan
sebaik-baiknya. Dengan kata lain, pendidikan bertujuan agar menggunakan segala
kemampuan yang ada padanya, baik fisik, intelektual, emosional, maupun
psikomotornya untuk menghadapi tantangan hidup dan mengatasi
kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan sepanjang perjalanan hidup.
Dengan
demikian pendidikan adalah : sebagai bimbingan terhadap perkembangan jasmani
dan rohani anak menuju kedewasaan. Adapun yang dimaksud dengan pengajaran
adalah cara mengajar, jalan mengajar yakni memberikan pelajaran berupa
pengetaahuan. Pengajaran yang diberikan secara sistematis dan metodis, mengajar
adalah : membentuk menusia terpelajar. Sedangkan
pendidikan adalah : menanamkan laku dan perbuatan terus menerus
berulangkali terus menerus
sehingga menjadi kebutuhan.
Walaupun
ada perbedaan antara pengajaran dan
pendidikan, pada hakikatnya pengajaran mempunyai persamaan dengan pendidikan,
yakni pengajaran sesungguhnya juga menanamkan, membentuk kebiasaan yaitu
kebiasaan berfikir menurut cara tertentu. Dari kebiasaan berfikir kemudian
menjadi adat, adat membentuk sifat-sifat tertentu dalam berfikir, sifat ini merupakan
tabiat rohaniah, karena merupakan sebagian dari kepribadian. Dilihat dari segi
ini pengajaran adalah juga pendidikan, tetapi tidak dapat dikatakan pendidikan
adalah pengajaran, sebab pendidikan lebih luas isinya dari pengajaran. Seperti
sapi dan hewan, sapi adalah hewan, tetapi hewan bukanlah sapi saja. Berarti
pengajaran saja. Jadi objek pengajaran adalah pikiran sedangkan sasaran
pendidikan adalah perasaan.
Dari
uraian tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa metode pengajaran adalah
suatu usaha atau cara yang dilakukan oleh guru (pendidik) dalam menyampaikan
mareri pelajaran kepada siswa yang bertujuan agar murid dapat menerima dan
menanggapi serta mencerna pelajaran dengan mudah secara efektif dan efisien,
sehingga apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai
dengan baik.
a. Macam-macam
Metode Pengajaran Dalam Proses Belajar
Mengajar
Agar
psoses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik dan mencapai sasaran, maka
salah satu faktor penting yang harus diperhatikan adalah : menentukan cara
mengajarkan bahan pelajaran
kepada siswa dengan memperhatikan tingkat kelas,
umur, dan lingkungannya tanpa mengabaikan faktor-faktor lain.
Banyak
metode yang digunakan dalam mengajar. Untuk memilih metode -metode mana yang
tepat digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran, terlebih dahulu penulis
akan menyebutkan macam-macam metode pengajaran.
Menurut (
Pupuh, Faturrohman. 2001 : )
" metode - metode yang digunakan dalam pengajaran yaitu: Metode ceramah,
tanya jawab, diskusi, pemberian tugas dan resitasi, kerja kelompok, demonstrasi
dan eksperimen, sosiodrama,problem solving, sistem regu, latihan, karyawisata,
survey masyarakat dan simulasi ”.
Berdasarkan
pendapat ahli pendidikan, maka sesuai dengan judul penelitian, dalam hal ini
penulis hanya akan menjelaskan lebih rinci macam metode yakni metode simulasi; yang meliputi pengertian
metode simulasi, langkah-langkah
metode simulasi, kebaikan dan kelemahan metode simulasi.
3. Metode
Pembelajaran simulasi
“ Simulasi dalam metode mengajar dimaksudkan
sebagai cara untuk menjelaskan sesuatu (bahan pelajaran) melalui perbuatan yang
bersifat pura-pura atau melalui proses tingkah laku imitasi, atau bermain
peranan mengenai suatu tingkah laku yang dilakukan seolah-olah dalam keadaan
yang sebenarnya “ ( Nana, Sudjana. 2000: 89 ).
metode
simulasi menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses,
kejadian atau benda yang sebenarnya “ . Metode simulasi terutama dipakai untuk
menjelaskan proses atau kejadian yang tidak dapat diamati secara langsung atau
yang diprediksi akan terjadi. Kejadian atau
proses analogis yang dimunculkan dalam simulasi akan memudahkan siswa untuk memahami proses atau kejadian
sebenarnya yang tidak dapat diamati secara langsung.
Dan simulasi merupakan jenis permainan yang cukup
menyenangkan. Selain siswa harus memainkan peran tertentu, melalui permainan
ini siswa juga dapat mengembangkan kemampuan bersosialisasi dengan
temannya. Apron (karton bertuliskan nama peran) yang
dikalungkan pada siswa sesuai perannya digunakan untuk memperjelas peran seorang
siswa.
Teknik simulasi baik sekali digunakan karena:
a.
Menyenangkan
siswa.
b.
Menggalakkan
guru untuk mengembangkan kreativitas siswa.
c.
Memungkinkan
eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya.
d.
Mengurangi
hal-hal yang verbalistis atau abstrak.
e.
Tidak
memerlukan pengarahan yang pelik dan mendalam.
f.
Menimbulkan
semacam interaksi antarsiswa, yang memberi kemungkina timbulnya keutuhan dan
kegotongroyongan serta kekeluargaan yang sehat.
g.
Menimbulkan
respon yang positif dari siswa yang lamban/kurang cakap.
h.
Menumbuhkan
cara berfikir yang kritis. Teknik ini baik dan memiliki keunggulan, tetapi
masih juga mempunyai kelemahan.
Adapun
kelemahanya sebagai berikut :
a.
Sebagian
besar siswa yang tidak bermain peran dapat menjadi kurang aktif.
b. Banyak memakan waktu, baik persiapan dalam rangka
pemahaman isi maupun pada pelaksanaannya.
c.
Memerlukan
tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas.
d.
Sering
kelas lain terganggu oleh suara para pemain dan penonton yang
kadang bertepuk tangan dan tertawa. Bila guru mampu mengurangi
kelemahan-kelemahan itu, maka pelaksanaan teknik simulasi akan berhasil.
Dan proses pembelajaran dengan simulasi
memiliki tahap-tahap sebagai
berikut:
a. Tahap pertama, adalah tahap orientasi yang
meliputi menyajikan topik
yang
akan disimulasikan, menjelaskan prinsip simulasi dan memberika gambaran teknis
secara umum tentang proses simulasi.
b.
Tahap kedua, merupakan tahapan
latihan bagi peserta simualsi.
Pada tahap ini meliputi membuat skenario
(menentukan peranan) dan mencoba dengan singkat kegiatan simulasi.
c.
Tahap ketiga, yaitu tahap inti (proses simulasi). Pada tahap ini ada
beberapa kegiatan yang dilakukan oleh para pemain peran simuasi.
d.
Tahap keempat, disebut juga tahap pemantapan/debricfing. Ada beberapa
kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu memberikan penjelasan mengenai
kegiatan yang telah dilakukan, memberi penjelasan mengenai
kesulitan-kesulitan
dan wawasan para siswa, menganalisis proses, membandingkan aktivitas simulasi
dengan dunia nyata dan menghubungkan proses simulasi dengan isi pelajaran. Pada
kegiatan akhir pembelajaran siswa diberi kesempatan membuat simpulan sendiri mengenai
hal yang telah disimulasikan, maka siswa akan menjadi lebih aktif dalam
kegiatan belajar mengajar.
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi penggunaan simulasi ( Anonim,
2002 : 5 - 6 ), yaitu :
a. Faktor
yang menunjang
1)
Tidak
bertentangan dengan hakikat manusia sebagai makhluk bermain(Homo Luden), dimana
manusia cenderung untuk memperoleh kesegaran moril dengan menikmati permainan
yang ada. Kesegaran ini diperoleh dari karakteristik yang ada dalam setiap
permainan, termasuk permainan simulasi, yaitu menarik, memikat, penuh variasi,
dan menggairahkan.
2)
Praktis:
permainan simulasi sangat mudah dilaksanakan karena peraturan-peraturan permainannya dapat dicerna
oleh siapa saja.
3)
Ekonomis:
sarana untuk menyelenggarakan simulasi sangat murah dan mudah didapat.
b. Faktor
yang menghambat
Kurang
memadainya keterampilan pemimpin simulasi dalam menumbuhkan gairah untuk berdiskusi. Oleh
karena itu perencanaan yang matang perlu dilakukan.
c. Hasil yang
diharapkan
1)
Perubahan
sikap mental yaitu berani menyatakan pendapat, berargumentasi, berani menjawab.
2)
Dapat
menambah pengetahuan dan meningkatkan keterampilan berpikir.
4.
Pengertian Bidang Studi Fikih
a. Pengertian dan Tujuan Bidang Studi Fiqih di MI
“
Mata pelajaran fiqih dalam kurikulum MI adalah salah satu
bagian mata pelajaran PAI yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik
mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian
menjadi dasar pandangan hidupnya (Way of Life) melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan “ . ( panduan Teknis
pengembangan Kurikulum MI, 2009 : 17 ).
Fiqih
di MI bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat mengetahui dan
memahami pokok-pokok hukum islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil
naqli dan aqli. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman
hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
Melaksanakan
dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar. Pengalaman tersebut
diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan
bertanggung jawab yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.
b. Ruang Lingkup Materi Bidang Studi Fiqih di MI
Ruang
lingkup fiqih di MI dalam kurikulum berbasis kompetensi berisi pokok-pokok
materi:
1. Hubungan
manusia dengan Allah SWT.
Hubungan
manusia dengan Allah SWT., meliputi materi Thaharah,
Shalat,
Zakat, Haji, Aqiqah, Shadaqah, Infak, Hadiah dan Wakaf.
2. Hubungan
manusia dengan sesama manusia.
Bidang
ini meliputi Muamalah, Munakahat, Penyelenggaraan Jenazah dan Ta'ziyah,
Warisan, Jinayat, Hubbul Wathan dan Kependudukan.
3. Hubungan
manusia dengan alam (selain manusia) dan lingkungan. Bidang ini mencakup
materi, Memelihara kelestarian alam dan lingkungan, Dampak kerusakan lingkungan
alam terhadap kehidupan, Makanan dan minuman yang dihalalkan dan diharamkan,
Binatang sembelihan dan ketentuannya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan metode adalah : segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga proses belajar terjadi.
5. Pengurusan Janazah
Sholat
Janazah adalah jenis sholat yang dilakukan untuk janazah muslim. Setiap muslim
yang meninggal baik laki-laki maupun perempuan wajib di shalati oleh muslim
yang masih hidup dengan status hukum fardhu kifayah.
a.
Syarat
penyelenggaraan
Adapun syarat yang harus dipenuhi
dalam penyelenggaraan sholat ini adalah: Yang melakukan sholat harus memenuhi
syarat sah sholat secara umum (menutup aurat, suci dari hadas, menghadap kiblat
dst). Janazah/Mayit harus sudah dimandikan dan dikafani. Janazah diletakkan
disebelah mereka yang menyolatkan, kecuali dilakukan di atas kubur atau sholat
ghaib Dalam mengerjakan sholat janazah, yang paling utama ialah dikerjakan secara berjemaah kecuali dilakukan
di atas kubur atau sholat ghoib. Dalam mengerjakan sholat janazah yang paling
utama ialah : dikerjakan secara berjamaah dan harus dijadikan tiga saf
(barisan) sekurang - kurangnya setiap satu saf dua orang.
Bagi orang perempuan diperbolehkan
mengikuti berjemaah bersama-sama dengan orang lelaki atau boleh mendirikan sholat
ke atas janazah setalah disholatkan oleh orang lelaki.
Adapun hukum sholat janazah ini
adalah : Fardhu Kifayah seperti halnya menguruskannya.
1)
Cara
mengerjakan Sholat Janazah
Bagi
jenazah lelaki Imam yang akan mendirikan sholat ke atasnya hendaklah berdiri
searah dengan kepala janazah itu. Bagi janazah perempuan, Imam hendaklah
berdiri searah dengan lambung atau baagian tengah janazah itu. Dan posisi
janazah lelaki menghadap selatan
sedangkan janazah perempuan ke utara . Tentang tempat untuk mengerjakan sholat
janazah, diperbolehkan di dalam masjid, di mushola atau di tempat lainnya yang
memungkinkan sholat berjemaah dengan syarat tempatnya itu luas dan bersih.
Untuk membawa janazah, kepala janazah harus di depan dan pengiring janazah
harus di depan pula.
2)
Rukun Sholat
Janazah
Sholat
janazah berbeda dengan sholat-sholat yang lain kerana cara mengerjakannya hanya
dengan berdiri dan takbir empat kali tanpa rukuk dan sujud, juga tidak perlu adzan
dan iqamat. Adapun rukunnya ada empat di tambah satu yaitu Thumaninah :
i.
Niat mendirikan sholat janazah yang dimaksudkan
ii.
Berdiri bagi yang berkuasa.
iii. Bertakbir empat kali.
iv. Salam
3)
Lafaz
niat sholat janazah :
a.
Lafaz
niat sholat janazah lelaki secara persendirian :
اصلئ علئ
هده الميت اربع تكبئرات فرض كفا ئة لله تعا لئ
Artinya : " Sengaja aku berniat
mendirikan sholat ke atas janazah ini dengan empat takbir fardhu kifayah krena
Allah Taala " ( Ust. Bukhari, 2011
: 117 ).
b.
Lafaz
niat untuk sholat janazah perempuan secara persendirian :
اصلئ علئ
هده الميتة اربع تكبئرات فرض كفا ئة لله تعا لئ
Artinya
: " Sengaja aku berniat mendirikan sholat ke atas janazah ini dengan empat
takbir fardhu kifayah karena Allah Taala " ( Ustd. Bukhari, 2011 : 117 ).
c.
Lafaz
niat untuk janazah lelaki bagi Imam.
اصلئ علئ
هده الميتة اربع تكبئرات فرض كفا ئة لله تعا لئ
Artinya
:" Sengaja aku berniat mendirikan sholat ke atas janazah ( lelaki ) ini
dengan empat takbir fardhu kifayah
menjadi Imam karena Allah Taala " ( Ustd. Bukhari, 2011 : 117 ).
d.
Lafaz
niat untuk janazah perempuan bagi Imam.
اصلئ علئ
هده الميتة اربع تكبئرات فرض كفا ئة اماما لله تعا لئ
Artinya
: " Sengaja aku berniat mendirikan sholat ke atas janazah ( perempuan ) ini dengan empat takbir fardhu
kifayah menjadi Imam karena Allah Taala " ( Ustd. Bukhari,
2011 : 117 ).
e.
Lafaz
niat untuk janazah lelaki bagi Makmum
صلي علي هده الميت اربع تكبئرات ف كفائة ماموما لله تعا لئ ٱ
Artinya : " Sengaja aku berniat
mendirikan sholat ke atas janazah ( lelaki
) ini dengan empat takbir fardhu kifayah
menjadi makmum karena Allah
Taala " ( Ustd, Bukhari, 2011 : 117 ).
f.
Lafaz
niat untuk janazah perempuan bagi Makmum
صلئ علئ هده الميتة اربع تكبئرات فرض كفا ئة ماموما لله تعا لئ
Artinya
: " Sengaja aku berniat mendirikan solat ke atas janazah ( perempuan ) ini dengan empat takbir fardhu
kifayah menjadi makmum karena Allah Taala ".( Ustd,
Bukhari, 2011 : 118 ).
4)
Bacaan
dan Doa dalam Sholat Janazah.
a.
Takbir
yang pertama
الله اكبر
Artinya
:” Allah Maha Besar ” .
Kemudian
dilanjutkan dengan membaca Al-Fatihah :
ÉÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOÏm§9$# ÇÊÈ
ßôJysø9$# ¬! Å_Uu úüÏJn=»yèø9$# ÇËÈ
Ç`»uH÷q§9$# ÉOÏm§9$# ÇÌÈ
Å7Î=»tB ÏQöqt ÉúïÏe$!$# ÇÍÈ
x$Î) ßç7÷ètR y$Î)ur ÚúüÏètGó¡nS ÇÎÈ
$tRÏ÷d$# xÞºuÅ_Ç9$# tLìÉ)tGó¡ßJø9$# ÇÏÈ
xÞºuÅÀ tûïÏ%©!$# |MôJyè÷Rr& öNÎgøn=tã Îöxî ÅUqàÒøóyJø9$# óOÎgøn=tæ wur tûüÏj9!$Ò9$# ÇÐÈ
Artinya :
1. Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi
maha Penyayang.
2. Segala puji bagi Allah tuhan sekalian
alam.
3. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
4. Yang berkuasa mengadili pada hari
pembalasan.
5. Hanya kepada Mu kami menyembah dan hanya
kepada Mu kami memita segala
pertolongan.
6. Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.
7. Itulah Jalan orang yang engkau karuniakan
nikmat ke atas mereka, bukan jalan
orang-orang yang Engkau murkai dan bukan jalan orang- orang yang sesat.
b.
Takbir
yang kedua.
Membaca
lafaz seperti pada takbir pertama, kemudian dilanjutkan dengan membaca selawat
atas Nabi Muhammad s.a.w :
اللهم صل عل ثئد نا محمد و عل ال محمد كم صليت عل سيد نا
ابراهيم
Artinya : "
Ya Allah! Berilah rahmat atas penghulu kami Muhammad s.a.w dan atas keluarganya
“. ( Ustd, Bukhari,2011 : 19 ).
c.
Takbir
yang ketiga :
Selepas
takbir yang ketiga hendaklah membaca doa untuk memohonkan ampun pada janazah :
الهم
اغفرله وارحمه وعافه واعف عنه واكرم نزله ووسع مدخله
Artinya : "
Ya Allah! Ampunilah dia dan kasihanilah dia dan sejahterakanlah serta ampunilah
dosa kesalahan dia. Dan muliakanlah kedatangannya dan luaskanlah tempat
masuknya ( kuburnya ) dan
bersihkanlah dia dengan air salju dan embun “ . ( A. Fanani BA, 1978 : 37 ).
d.
Takbir
yang ke empat.
Selepas
mengangkat takbir yang keempat hendaklah membaca doa seperti di bawah ini :
لاتحرمنا اجره
ولاتفتنا بعده واغفرلناوله اڶڶھم
Artinya
:" Ya Allah ! Janganlah kiranya pahala tidak sampai pada kami dan
janganlah Engkau memberi pada kami fitnah sepeninggalannya dan ampunilah kami
dan dia “ ( A.Fanani, BA 1978 : 37 ).
Selanjutnya
yang terakhir adalah memberi salam dan palingkan ke kanan dan ke kiri.
6.
Kemampuan Psikomotor
Pendidikan merupakan aktivitas yang memerlukan sinergi
dari beberapa hal untuk mememperoleh hasil yang maksimal. Berbagai factor itu
di antaran ya peserta didik yang siap, pengajar yang berkompeten dan serta
sarana prasarana yang memadai. Peserta didik yang siap artinya dengan keammpuan yang ada pada masing – masing
individu yang mampu memamfaatkan kemampun psikomotorik. “
kemampuan / kecakapan adalah : segala
amal jasmaniah yang kongkret dan mudah di amati, baik kuantitas maupun
kualitas, karena sifatnya terbuka” ( Muhibin Syah, 19997 : 86 ).
Perkembangan
kemampuan psikomotorik anak sangantlah
berpengaruh terhadap hasil sebuah pengajaran di sekolah , tetapi siswa pada taraf awal- awal sekolah belum menyadari
hal itu. Oleh karenanya sebagai guru hendaknya mampu menuntun , megoptimalkan
aspek ini sehingga tercapilah
pengajaran yang di inginkan secara optimal.
Mengingat sangat pentingnya kemampuan psikomotorik anak maka
kita harus bisa mengembangakan semua potensi yang ada pada anak itu secara
optimal agar berkemampuan lebih dan yang sudah ia miliki bisa di kembangkan.
7. Perangkat evaluasi ranah psikomotor
a.
Evaluasi
hasil belajar
1. Definisi
Evaluasi
Evaluasi
artinya : penilaian terhadap tigkat
keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebuah program. Selain
kata evaluasi dan assessment ada pula kata lain yang searti dan relative lebih
dikenal dalam dunia pendidikan yakni tes, ujian dan ulangan. hasil belajar para
siswa pada akhir jenjang pendidikan tertentu, seperti Evaluasi Belajar tahap
Akhir Nasional ( EBTANAS ) yang kini disebut ujian akhir Nasional ( UAN ) dan
ujian akhir madrasah Nasional yang di sebut ( UAMBN ).
2. Tujuan
dan Fungsi Evaluasi
Evaluasi yang berarti adalah : pengungkapan
dan pengukuran hasil belajar itu, pada dasarnya merupakan proses penyusunan
deskripsi siswa, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Namun Perlu
penyusunan
a)
Tujuan
Evaluasi
Pertama untuk mengetahui tingkat kemajuan
yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu.
Kedua, untuk mengetahui posisi atau
kedudukan seorang siswa dalam kelompok
siswa.
Ketiga ,
untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar.
Keempat
untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan kapasitas
kognitifnya ( kemampuan kecerdasan yang dimilikinya ) untuk keperluan belajar.
Kelima,
untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah
digunakan guru dala proses belajar mengajar
( PBM )
b)
Fungsi
Evaluasi
Disamping
memiliki tujuan , evaluasi belajar juga memiliki fungsifungsi yang sebagaimana
tersebut dibawah ini;
§
Fungsi
Administratif untuk penyusunan daftar nilai
dan pengisian buku raport
§
Fungi
promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan.
§
Fungsi
diagnostic untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dalam merencanakan
program remedial teaching ( pengajaran perbaikan )
§
Sebagai
sumber data BP yang dapat memasok data siswa tertentu yang memerlukan bimbingan
dan penyuluhan BP )
§
Sebagai
bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan datang yang meliputi
pengembangan kurikulum, metode – metode, alat – alat untuk proses PBM ( proses
belajar mengajar )
3.
Ragam
Evaluasi
Pada prinsipnya evaluasi hasil
belajar merupakan kegiatan berencana dan berkesinambungan.
a)
Pretest
dan posttest
Kegiatan
pretest dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian materi
terbaru.
Post test adalah kebalikan dari pre test , yakni
kegiatan evaluasi yang dilaksanakan guru pada setiap akhir penyajian materi.
b)
Evaluasi bersyarat
Evaluasi
jenis ini sangat mirip dengan pretest.
c)
Evaluasi
Diagnostik
d)
Evaluasi
jenis ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi
bagian – bagian tertentu yang belum
dikuasai siswa.
e)
Evaluas
Formatif
Evaluasi jenis ini dapat dipandang sebagai “ulangan”
yang dilakukan pada setiap akhir
penyajian suatu pelajaran atau modul.
f)
Evaluasi
Sumatif
Ragam
penilaian sumatif dapat dianggap sebagai ulangan umum yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau
prestasi belajar siswa pada akhir
periode pelaksanaan program pengajaran.
g)
Ujian
Akhir Nasional (UAN)
Ujian
Akhir Nasional ( UAN ) yang dulu disebut EBTANAS ( Evaluasi Belajar tahap akhir
Nasional ) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat
penentu kanaikan status siswa.
4. Ragam
Alat Evaluasi
Secara
garis besar, ragam alat evaluasi terdiri atas dua macam bentuk yaitu :
a)
Bentuk
Objektif
b)
Bentuk
Subjektif.
Bentuk objektif biasanya diwujudkan
dalam bentuk – bentuk alternative jawaban, pengisian titik – titik , dan
pencocokan satu pertanyaan dengan pertanyaan lainnya.
a. Bentuk
Objektif
Bentuk
ini lazim juga disebut tes objektif, yakni tes yang jawabannya diberi skor
nilai secara lugas ( seadanya ) menurut pedoman nilai yang ditentukan
sebelumnya.
1)
Tes benar
salah
Tes
ini merupakan alat evaluasi yang paling bersahaja baik dalam hal susunan item – itemnya maupun dalam
hal cara menjawabnya. Dalam dunia
pendidikan modern tes semacam ini sudah lama ditinggalkan karena dua
alasan yakni :
§
Tes BS
tidak emghargai kreatifitas akal siswa karena mereka hanya didorong untuk
memilih sekenanya salah satu dari dua alternative yang ada.
§
Tes BS
dalam beberapa segi tertentu dianggap sangat rendah tingkat realibitasnya.
2)
Tes
Pilihan Berganda
Item – item dalam pihan tes berganda (Multiple
Choice ) biasanya berupa pertanyaan atau pertanyaan yang dapat dijawab dengan
memilih salah satu dari empat atau lima alternative yang mengiringi setiap
soal.
Contoh;
Ada berapakah rukun islam ?
a. satu
b. dua
c. tiga
d. lima
Alasan
– alas an ditinggalkan jenis ini adalah;
§
Kurang
mendorong kratifitas ranah cipta dan karsa siswa, karena ia hanya merasa
disuruh berspekulasi, yakni menebak dan menyilang secara untung – untung
§
Sering
terdapat dua jawaban ( diantara empat atau lima
alternative) yang identik atau sangat mirip, sehingga terkesan kurang
diskriminatif.
§
Sering
terdapat satu jawaban yang sangat mencolok kebenarannya, sehingga jawaban –
jawaban lainnya terlalu gampang untuk ditinggalkan.
3)
Tes
pencocokan ( menjodohkan )
Tes penccokan (matching test) disusun dalam dua
daftar yang masing – masing memuat kata , istilah, atau kalimat yang diletakkan
bersebelahan.
4)
Tes isian
Alat
Tes isian biasanya berbentuk cerita atau karangan pendek, yang pada bagian – bagian yang memuat
istilah atau nama tertentu dikosongkan.
5)
Tes
Perlengkapan ( Melengkapi )
Cara
Menyelesaikan tes melengkapi pada dasarnya sama dengan cara menyelesaikan tes isian, Perbedaannya
terletak pada kalimat – kalimat yang
dipakai sebagai instrumen.
b. Bentuk
Subjektif
Alat evaluasi yang berbentuk subjektif hádala alat
pengukur prestasi belajar yang
jawabnnya tidak dinilai dari skor atau angka pasti, seperti yang digunakan untuk evaluasi objektif. Ada
beberapa keunggulan tes esay yang secara emplisit juga
diakui oleh suryabrata (1984), yakni bahwa
:
a. Tes esay tidak hanya mampu mengungkapkan
materi hasil jalaban siswa tetapi
juga cara atau jalan yang ditempuh untuk memperoleh jalaban itu.
b. Tes Esay dapat mendorong siswa untuk berpikir
kreatif , kritis , bebas , mandiri,
tetapi juga melupakan tanggung jawab.
5. Syarat Alat Evaluasi
Langkah Pertama yang perlu ditempuh guru dalam
menilai prestasi belajar siswa hádala menyusun alat evaluasi (test instruyen)
yang sesuai dengan kebutuhan , dalam arti tidak menyimpang dari indikator dan
jenis prestasi yang diharapkan.
Persyaratan pokok penyusunan alat evaluasi yang baik
dalam perspektif psikologi belajar (the psychologhy of learning ) meliputi dua
macam yakni;
§
Reliabilitas
§
Validitas
Reliabilitas
secara sederhana, reliabilitas (reliability) berarti : hal tahan uji atau dapat dipercaya.
Validitas
pada prinsipnya, validitas (validity) berarti : keabsahan atau kebenaran.
6. Evaluasi berbagai ranah psikologis
Pada
bagian ini akan divas serba singkat alternatif pengukuran keberhasilan belajar
baik yang berdimensi ranah cipta, ranah rasa, maupun ranah karsa.
a)
Evaluasi
Prestasi Kognitif.
Mengukur keberhasilan siswa yang berdimensi kognitif
(ranah cipta) dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan tes tertulis
maupun tes lisan dan perbuatan.
b)
Evaluasi
prestasi Afektif
Dalam
merencanakan penyusunan instruyen tes prestasi siswa yang berdimensi afektif (ranah rasa)
jenis – jenis prestasi internalisasi dan karakterisasi.
c)
Evaluasi
prestasi pskomotor
Cara yang dipandang tepat untuk mengevaluasi
keberhasilan belajar yang berdimensi ranah psicomotor (ranah karsa) hádala
observasi.
b. Prestasi belajar
1. Indikator Prestasi belajar
Pada
prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis
yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa
2. Pendekatan
Evaluasi prestasi belajar
Ada
dua macam pendekatan yang Amat popular dalam mengevaluasi atau menilai tingkat
keberhasilan / prestasi belajar yakni :
§
Norm
refencing atau norm Refernced assessment
§
Criterion
– referencing atau criterian referenced assessment
a)
Penilaian
acuan norma ( norm-Referenced Assessment )
Dalam
penilaian yang menggunakan pendekatan PAN ( Penilaian Acuan Norma),
prestasi belajar seorang peserta didik diukur dengan membandingkannya dengan prestasi yang dicapai
teman – teman sekelas
atau sekelompoknya.
b)
Penilaian
Acuan Kriteria (criterion – Referenced Assessment ).
Penilaian
dengan pedekatan PAK ( Penilaian acuan kriteria) merupakan proses pengukuran
prestasi belajar dengan cara membandingkan pencapaian seorang siswa dengan
pelbagai perilaku ranah yang telah
ditetapkan secara baik ( well - defined domain behaviours) sebagai patokan
absolut.
3. Batas
Minimal Prestasi belajar
Setelah
mengetahui indikator dan memperoleh skor hasil evaluasi belajar diatas , guru
perlu pula mengetahui bagaimana kiat menetapkan batas minimal keberhasilan
belajar para siswanya, yang di ukur dengan ketuntasan terhadap KKM yaitu : 70. ( KTSP MI Pasirlingga 2011 / 2012
).
“
Cara yang dipandang tepat untuk mengevaluasi keberhasilan belajar yang
berdimensi ranah psikomotorik adalah
observasi.” ( reber :1988 dalam muhibin syah. 1997 : 156 ).
Lembar observasi adalah : lembar yang
digunakan untuk mengobservasi keadaan sesuatu
benda atau kemunculan aspek -
aspek keterampilan yang diamati. Lembar observasi dapat berbentuk draft
periksa / ceklist atau skala penilaian ( rating scale ). Daftar periksa berupa
pertanyaan atau yang jawabanya tingal
memberi shek ( centang ) pada jawaban yang sesuai di amati.
B. Kerangka Pemikiran
Pendidikan
merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, tanpa
pendidikan tentunya manusia itu sendiri tidak mempunyai
cita-cita
dan tidak mempunyai potensi yang dia kembangkan untuk dirinya dan
lingkungannya.
Manusia
berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran, karena salah satu faktor utama
dalam kehidupan manusia adalah mengemban amanahnya, artinya dengan pendidikan
diharapkan dapat menghasilkan manusia yang berkualitas, bertanggung jawab dan
mampu mengantisipasi perubahan zaman yang akan datang.
Pendidikan
dalam maknanya yang lebih luas senantiasa menstimulanisasi, menyertai
perubahan-perubahan dalam perkembangan umat manusia kearah yang lebih baik,
selain itu upaya pendidikan senantiasa membimbing perubahan dan perkembangan
hidup dan kehidupan umat manusia yang lebih baik.
Dalam
pendidikan terdapat unsur yang paling pokok yakni pendidik (guru) dan yang
dididik ( siswa ). Dalam melaksanakan tugasnya secara profesional pendidik
memerlukan ilmu dan pengetahuan serta gaya dan metode mengajar dan pendekatan
yang luas serta mencerahkan untuk menyampaikan bahan pelajaran. Seorang
pendidik harus harus mengetahui bagaimana proses penyampaian dalam mengajar dan
langkah-langkah apa yang diperlukan, sehingga tugas seorang pendidik bisa
dilakukan dengan baik dan memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Seorang pendidik
harus harus mengetahui bagaimana proses penyampaian dalam mengajar dan
langkah-langkah apa yang diperlukan, sehingga tugas seorang pendidik bisa dilakukan
dengan baik dan memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Salah
satu ilmu yang harus dimiliki oleh seorang pendidik adalah metode dan gaya
mengajar serta penyampiannyapun harus sesuai dengan sasarannya yang telah
direncanakan. Demikian pula model-model mengajar, apabila akan melaksanakan
pengajaran perlulah ditentukan dahulu model-model mengajar yang akan
dilaksanakan, apa tujuannya, bagaimana metodenya, dan bagaimana merumuskan
evaluasinya. Guru sebagai pengajar sekaligus pendidik mempunyai
tanggung jawab yang luas untuk menjadikan muridnya agar berhasil dan berdaya
guna untuk lebih terarah dan maju, maka harus ada variasi metode dan pendekatan
dalam mengajar dan mendidik.
Pola
pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut :
Bagan. 1
Kerangka Pemikiran
Metode – metode selain
simulasi
|
Pendidik (Guru)
|
Siswa
|
Proses Belajar Mengajar
|
Tercapainya
Tujuan Pendidikan
|
Pendekatan
metode simulasi
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar